Tuesday, June 15, 2010

Ketika rizki datang dari arah yang tidak terduga

Well, oke ngaku males nulis lagi di blog ini.
Bukan mau mnyalahkan siapa-siapa tapi, dia yang melengkapi hari-hari gw lebih dari setahun belakangan benar-benar membuat gw lupa akan blog, semangat menulis dan kehidupan sosial gw.
yup, dia calon suamiku.
calon suami?
Alhamdulillah.

Setahun semenjak kami memutuskan utk berpacaran dia melamar gw pada tanggal 20 Februari 2010, hari Sabtu.

Hari yang sangat penting bagi gw. Ketika gw memutuskan utk berbicara dengan hati kecil gw bahwa: "Yes, you are the one."

Nggak perlu gw ceritakan betapa Tuhan sudah begitu baik kpd gw utk memberikan dia seorang bwt gw. Gw merasa.. komplit.

Terkadang gw kangen sm temen2 gw, sahabat gw, kehidupan sosial gw, kesendirian gw. Tapi gw sadar, gw udh nggak sendiri dan gw nggak bisa egois utk tidak memikirkan dia yang memikirkan gw. Gw menarik diri dari temen2 dan kehidupan sosial gw. Mungkin itu sebuah pilihan dan ya, gw memilih itu. Gw memilih utk selalu ada, selalu punya waktu dan berkorban utk dia.

Dan karena gw yakin, temen2 gw pasti juga kangen sm gw tetapi mereka nggak akan marah, ngambek, ilfil, atau bahkan ngejauh dr gw ketika gw "meninggalkan" mereka. Gw pernah ada di saat gw butuh mereka dan mereka butuh gw. Dan gw yakin itu ngebekas banget. Gw yakin mereka akan maklum ketika gw memilih utk tidak ngumpul bareng. Well, that's what friends are for, right?

Mungkin gw nggak bisa seenaknya jalan bareng Remondz setelah gw punya pacar. Gw harus mikirin perasaan cowo gw kan dan yah dibalikin aja; kl cowo gw seenaknya jalan bareng sm sobat cewenya apakah gw nggak akan cemburu?

Dan gw jg ngga bisa seenaknya janjian ketemuan sm temen2 gw yg lain.

Nggak pernah gw lupa betapa bersyukurnya gw utk bisa dipertemukan dengan dia.

Minggu kemarin kita poto2. Pada awalnya kita sepakat utk foto tanpa romantis2an. Kita tadinya mau pake jasa komikus utk bikin foto kita, tapi gagal. Kita minta tolong temen kita utk motoin kita, gagal juga. Well, friends have their own time right? Walaupun gw sempet kecewa sm orang2 yang ngaku temen ini tapi, gw berusaha utk berpikir positip. Oke jadilah kita poto prewed.

Berasa jadi orang yang penting banget deh kita dipotoin sm 3 fotografer professional, dengan tripod titanium mereka, dengan lighting mereka, dengan tiga kamera profesional mereka yang memiliki lensa beragam. berkah buat kami, harganya amat murah.

salah satu fotografermnya bilang kl "budget kalian cuma bisa beli rokok sebatang. tapi, kita emang niat ngebantuin temen." itu kasar-kasarnya bilang. Syukur Alhamdulillah semoga Allah menambah rizki mereka.. Amiin..

mereka adalah para karyawan mapan dengan gaji bulanan yang fantastis. bisa dibilang, gaji bulanan mereka bisa 10 kali lipat dari gaji karyawan S1 yg baru masuk. dunia fotografi adalah hobi. jadi, mereka nggak ngoyo utk dapet uang dari sini. biarpun kami bayar jasa mereka dengan harga yg sangat minim, 3 sampai 5 kali di bawah budget normal mereka, tapi mereka tetap profesional. mereka motoin kami selama 8 jam, di luar dan di dalam ruangan. di hutan yang kotor dan di dalam kios kopi yang sangat nyaman. dan kami hanya menyuguhi mereka dengan camilan seharga Rp 50,000,- Kopi yang mahal-mahal itu, mereka bayar dengan uang mereka sendiri.

Mereka menjanjikan utk mengedit dan mencetak 3 lembar foto ukuran 40 cm x 60 cm, dengan sebanyak-banyaknya foto yang kami inginkan. dan itu pun rizki bagi kami. Alhamdulillah.

"Subhanallah, Alhamdulillah.. Orang kl mau mnikah ada aja rizkinya dahhh.." itulah yang dikatakan Yuni, sahabat gw, kepada gw ketika gw kabarin kl cowo gw diterima kerja jadi guru di sebuah sekolah internasional di jakarta selatan.

cowo gw adalah seorang wirausahawan. he wants to be an entrepreneur. dia punya sebuah prusahaan periklanan kecil-kecilan yang didirikannya bersama 2 orang temannya, di kemudian hari salah satu temannya mengundurkan diri dan jadilah hanya mereka berdua yang melanjutkan usaha itu. Alhamdulillah usahanya ada masukan walaupun tidak baanyak. tetapi mereka mendapat rizki yang lebih besar daripada hari-hari sebelumnya; daripada proyek yang sebelumnya. bagi gw, usahanya sudah ada kemajuan di umurnya yang baru satu tahun.

cowo gw jg mencoba utk usaha-usaha yang lain. Alhamdulillah walaupun sedikit, tetapi ada saja rizki yg Allah berikan.. kami yakin bahwa rizki tidak jatuh dalam satu detik kalo kita tidak berusaha. maka kami berusaha utk mencoba-coba peluang bisnis yg lain.

entah apa yang membuat dia melamar posisi menjadi guru ilmu sosial di sekolah itu. yang pasti awalnya dia hanya iseng melamar. Alhamdulillah dia diterima. ayahnya bilang "berwiraswasta itu baik, tapi setidaknya kamu harus punya satu pekerjaan yg mapan"

gw jadi inget berbulan-bulan yg lalu ketika terbersit dlm dirinya kl dia ragu utk menafkahi gw pake apa dengan usahanya yg belum berkembang itu. gw cuma bisa bilang "Allah nggak akan diam ketika umatNya terus berusaha. ketika ada niat baik, insya Allah rizki dari Allah akan datang dari arah yang tidak kita duga"

Dan inilah kami. satu bulan sebelum hari-H, dia mendapat pekerjaan tetap, usaha wiraswastanya juga tetap berjalan, dan gw juga masih bekerja tetap.

Gw selalu yakin, dalam hal pernikahan atau apapun itu, ketika kita sudah berniat dengan baik, maka Allah nggak akan membiarkan kita terbengkalai selama kita berbaik sangka kepadaNya dan tetap berusaha. rizki datang dari arah yang nggak kita duga, tanpa kita sadari dan terkadang tanpa kita berharap. ketika apa yang kita harapkan nggak terwujud maka ketahuilah, ada hal baik di luar sana yang menunggu kita. karena apa yang kita harapkan belum tentu yang terbaik buat kita, belum tentu yang kita butuhkan :)

Alhamdulillah ya Allah..

3 comments:

  1. banyak manfaat bisa diambil dari sini.
    jadi sekarang sudah berapa bulan nikahnya?
    selamat berbahagia ya!

    ReplyDelete
  2. Love to read this... Love you both!

    ReplyDelete
  3. >>Mbak Narti: thx ya mba, seneng deh denger kl curhatannya bermanfaat :)
    Alhamdulillah kami udh 7 hampir 8 bulan dan lg ada calon bayi nih di perut, umurnya 6 bulan ^^..

    >>Akmal: thx akmal! :)

    ReplyDelete